Ceritanya bengini. Ketiga anak saya, Salsa, Kanza dan Kayla beberapa waktu yang lalu oleh seorang tetangga dihadiahi seekor kucing jantan jenis persia berwarna coklat. Begitu senangnya seakan kucing itu saat ini sudah menjadi bagian dari keluarga kecil kami. Dalam perkembanannya kami melihat bahwa sudah saatnya kucing itu memiliki pasangan sesuai dengan fitrah yang telah digariskan Allah, sehingga liburan kemarin selama kurang lebih 2 hari kami “hunting” untuk mencarikan pasangan bagi “Ghozzy”, nama si kucing jantan milik kami.
Satu demi satu Pet Shop kami datangi namun belum satu pun kucing yang ditawarkan menarik perhatian kami. Sampai pada suatu saat kami mengunjungi salah seorang peternak kucing (cattery) pemula di daerah Depok yang ditemukan oleh anak sulung saya dari informasi internet. Subhanallah dari sana hadir sebuah pelajaran yang sangat luar biasa setelah melihat kegigihan seorang anak muda bernama Patria yang hidup bersama dengan sekitar 20an kucingnya dalam satu atap. Seakan tidak ada sekat antara hewan piaraannya dengan majikannya. Dari sana saya berpikir bahwa ternyata jika kita memperlakukan segala sesuatu yang ada di dunia ini sebagai sebuah ciptaan yang dapat saling hidup berdapingan, maka nikmat yang diberikan oleh Nya menjadikan kita sadar betapa indahnya hidup ini bila segala sesuatu dapat berjalan pada garis edarnya masing-masing sebagai sebuah simbiosa.
Seakan belum puas dengan kunjungan pertama kami ke tempat itu karena kucing yang kami taksir ternyata tidak diberikan oleh pemiliknya esok harinya kami meneruskan pencarian ke tempat lain. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sana dan berbekal data dan informasi yang kami peroleh dari “mbah Google” mata kami mulai tertuju ke salah satu tempat di daerah Rancamaya Ciawi. Menurut para peternak pemula ini di lokasi itulah cikal bakal kucing-kucing dengan ras bermutu tinggi berasal.
Sekali lagi mata kami dibuat terpesona dan hati kami dibuah luluh oleh keindahan ciptaan Allah yang dirawat oleh Bapak Muhammad Suwed sang pemilik cattery. Hebatnya lagi di tempat ini kucing tidak diperlakukan sebagai hewan piaraan, tetapi dianggap sebagai layaknya anggota keluarga lainnya. Bayangan awal saya yang memandang bahwa peternakan itu pasti jorok, tidak terawat dan kumuh seakan sangat jauh dengan kenyataannya.
Tahukah anda, bahwa di tempat ini ternyata selain terdapat kandang tempat dimana kucing-kucing bermain, terdapat pula tempat persalinan, tempat pemacakan, klinik dll. Subhanallah sekali lagi kami dibuat terpesona oleh Pak Suwed dan Istrinya yang memperlakukan kucing dengan penuh rasa kasih sayang. Hati saya tertaut dengan perkataan Allah dalam QS Ar Rahman “…. Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?…”. Selama ini ternyata kita sudah banyak sekali mendustakan nikmat Nya…. Astaqfirullah hal adziim…
Alhamdulillah liburan ini kami diberikan pelajaran yang sangat berharga dan indah untuk dapat kami bagikan. Betapapun adanya perbedaan ciptaan Allah, namun bukan berarti masing-masing “berbeda” karena peran yang telah ditulis dalam Lauh Mahfudz-Nya masing-masing memang harus berbeda, karena memang dunia ini perlu sebuah keseimbangan. Dimana satu dengan lainnya saling membutuhkan. Sehingga sudah selayaknya kita juga saling menghargai dan menyayangi antara sesama ciptaan Nya.
Seakan klop dengan kondisi bangsa saat ini yang perlu segera diwaspadai. Keprihatinan presiden SBY perlu kita cemati bersama-sama terlepas dari segala perasaan curiga-mencurigai yang tentunya akan membuat kita semakin lelah. Sudah saatnya kita mulai memikirkan sesama melalui tindakan nyata dan mengurangi prasangka buruk yang akan cenderung menjadi polemik dan fitnah. Dengan mulai belajar mendudukkan setiap masalah dalam kerangka sistem hukum yang berlaku sehingga mengurangi energi-energi negatif yang masuk dalam diri yang jika tidak dikurangi akan senan tiasa menggerogoti amal ibadah yang sudah kita tebarkan….