Halal Bi Halal ALSTE 90

Subhanallah…. Senyum dalam bingkai salam dan sapa melalui lantunan kalimat “minal aidin wal faizin, maaf lahir bathin” yang disampaikan kepada rekan telah mengawali hari-hari awal aktivitas kita setelah lebaran ini. Indah sekali. Tapi yakinkah ucapan maaf lahir bathin yang disampaikan adalah sebuah permintaan dan penerimaan maaf yang tulus ? Hanya diri kita sendiri dan Allah yang tahu.

Kita sebenarnya sangat beruntung dengan tradisi saling memaafkan dalam setiap momentum Idul Fitri. Dengan tradisi ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk melatih merendahkan diri untuk tidak sungkan, secara kesatria, memohon maaf. Sebaliknya, kita berlapang dada untuk memaafkan. Inilah sikap yang utama. Allah berfirman:

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur:22)
Al Qur’an menyebutkan pula bahwa sifat pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Q.S Asy Syuuraa: 43).

Apabila kita  mampu memaafkan kesalahan orang lain, Insya Allah kita akan menjadi orang yang bertaqwa (muttaqin). Sesuai dengan firman Allah dalam QS Ali Imran: 133-134: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, Allah menyediakan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang atau sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Maaf adalah kata yang indah namun sulit dijalankan, manusiawi memang. Namun keyakinan bahwa memberi maaf itu lebih dekat kepada ketakwaan seperti firman Allah: “Dan jika kamu memberi maaf, maka itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Baqarah: 237), semoga menyempurnakan upaya kita semua dalam mencapai derajat taqwa yang merupakan tujuan kita berpuasa Ramadhan.

Semoga senyum dan kehangatan ucapan saling memaafkan, benar-benar datang dari hati yang bersih (ikhlas) sehingga kita bisa menjalani hari-hari berikutnya dengan kelapangan hati. Untuk itu pula maka tidak salah bila ALSTE 90 kembali berkumpul untuk bersilaturahmi dalam rangka memupuk bingkai taqwa melalui acara Halal Bi Halal.

Alhadulillah hari Sabtu tanggal 25 September 2010 Jam 11.00-15.00 ALSTE 90 Korwil Jakarta kembali berkumpul untuk Silaturahmi dengan bandroll acara Halal Bi Halal. Acara berlangsung di rumah Diany, Jl. Pendidikan III Cijantung, Jaktim.  Seperti biasanya acara ini berlangsung semarak dan mengalir bagitu saja. Ada yang istimewa dalam acara kumpul-kumpul kali ini. Disamping selalu saja ada peserta alumni baru bergabung seperti: Lilik Kartikasari, Widodo, Meita, Rawuh Makaryo dan hadir pula beberapa tamu undangan dari Jogja dan Semarang yaitu Adhy, Anggoro, Jarod dan Arief Hidajawan (KumKum).

Tak lupa mengucapkan puji syukur dan memanjatkan doa untuk rekan Sigit yang akan berpindah tugas ke Poertorico (Dibaca: Purwokerto), kita juga bergembira sekaligus berdoa untuk rekan Dayat GDT beserta keluarga yang Insya Allah akan menunaikan ibadah haji tahun ini…. Foto by: Anis, Abeth, Andre

Advertisement

4 thoughts on “Halal Bi Halal ALSTE 90

  1. Salah satu hal yang paling indah didalam perjalanan ini adalah saling mengulurkan tangan untuk mempererat tali sillaturahmi….,dengan melihat kebersamaan pada masa SMA dan keberadaan sekarang, kita bisa semakin mensyukuri Rahmat Ilahi atas nikmat yang telah kita dapatkan sampai hari ini……

  2. ….Indahnya kebersamaan yg terus tjalin hingga generasi brikutnya !!!
    Anak2 kita jg sdh saling akrab.
    Makasih Eddi unt tulisan indahnya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.